ads

LUCU!!! Kontestan Puteri Indonesia Lecehkan KPK

Tags:
Hari ini saya tertawa geli ketika membaca sebuah berita di semuah media online, judulnya "Desak Samad Mundur, Kontestan Puteri Indonesia Geruduk Gedung KPK", tentunya ini menjadi berita menggelikan, ketika sebagian besar rakyat Indonesia menuntut keadilan atas kriminalisasi KPK oleh Polri, kontestan Miss Universe yang notabene orang berpendidikan malah melawan arus.

Seperti diberitakan okezone, Lembaga Swadaya Masyarakat Bersama (Mabes) Antikorupsi membawa sejumlah kontestan Puteri Indonesia dalam aksinya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Presidium Mabes Antikorupsi, Rahman Latuconsiana, mengatakan, pimpinan KPK adalah penerima gratifikasi berupa perempuan.

"KPK bukan lembaga superbody, kami mendesak Abraham Samad (AS) untuk mundur karena terjerat permasalahan etika, norma moral, dan hukum," kata Rahman di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/1/2015).

Menurutnya, wacana imunitas hukum bagi pimpinan KPK akan menyebabkan lembaga antirasuah ini menjadi lembaga superior. "Abraham Samad bukan Tuhan dan bukan sosok yang kebal hukum," tuturnya.

Pantauan Okezone di lokasi, sepuluh perempuan yang menyatakan diri kontestan ajang Puteri Indonesia datang ke Gedung KPK. Mereka membawa sejumlah tisu yang diklaim sebagai barang bukti gratifikasi berupa perempuan yang dibawa dengan kantong plastik berwarna putih. Mereka lalu masuk ke Gedung KPK.

Berita menggelikan inipun menggelitik para netizen untuk berkomentar, tentu saja hampir 100% komentar bernada sinis, banyak bahkan dari mereka menganggap para kontestan Miss Indonesia mendapat bayaran untuk melakukan itu, ada juga yang menganggap para Miss Indonesia nggak punya otak, bahkan ada juga yang menyebut wanita-wanita tersebut sebagai (maaf) PSK.

Saya sendiri berpandangan bahwa hal ini merupakan salah satu bentuk pelecehan terhadap KPK, dengan membawa tisu yang diklaim sebagai barang bukti gratifikasi perempuan, ini adalah sebuah tuduhan dan sekaligus juga penghinaan terhadap lembaga negara yang bernama KPK. 

Posting Komentar

Lagi Hangat